Selain menjadi rapper di Bars of Death, Herry Sutresna atau yang lebih dikenal dengan Ucok Homicide adalah seorang penggemar/pelaku musik hip-hop yang taat. Ia telah menelurkan banyak karya bersama kolektif Hip-hop veteran Bandung, Homicide. Selain itu ia juga gemar menulis tentang musik hip-hop, hingga musik. Hingga saat ini, ia telah melahirkan dua buku, Setelah Boombox Usai Menyalak (2016), dan Flip Da Skrip (2018). Untuk buku yang pertama, saya membacanya dengan cara meminjam teman. Untuk buku yang kedua, saya telah membeli ketika pre-order dibuka. Sebab saya telah menantinya sejak diunggah pertama kalinya di akun Instagram Elevation Recs.
Saya bukan termasuk orang yang menggemari hip-hop. Ya karena penulisnya seorang Ucok, apalagi saya tidak membeli buku pertamanya, maka bagaimana pun saya harus membeli buku ini.
Flip Da Skrip menjadi penghuni baru yang tergolong mewah di rak buku saya. Pasalnya, meski esensi dari buku adalah isinya, namun secara penampilan buku ini tampak berbeda dengan buku-buku tentang musik milik saya. Sampul yang keren, kertas tebal, hingga tata letak yang pas, merupakan sebuah kombinasi yang mewah dari buku ini. Ditambah lagi desain yang sangat menarik. Secara fisik, buku ini sangatlah menarik untuk dibaca.
Meski begitu kita juga harus ingat kata pepatah bahwa jangan menghakimi buku dari sampulnya. Jika dari albumnya saja kita tertarik, bagaimana dengan isinya? Tapi kalau saya pribadi, dengan melihat-lihat isinya sekilas, saya langsung tetarik untuk membacanya. Sampul bergambar sang penulis bagaikan lead pada penulisan jurnalistik.
Sesuai dengan namanya, Flip Da Skrip merupakan kumpulan tulisan, atau bisa saya katakana harta karun Ucok yang telah terkubur selama 10 tahun, yang telah disimpan sejak pasca bubarnya Homicide, tahun 2007, hingga tahun 2017 dan diungkap kepada khalayak umum pada tahun 2018. Harta karun tersebut berupa tulisan-tulisan Ucok tentang dunia hip-hop dari suatu masa dan suatu tempat (West Coast and East Coast). Sesuatu yang tidak banyak diulas oleh banyak penulis musik, khususnya di Indonesia. Namun memang benar. Menurut hemat saya, Ucok lah satu-satunya penulis hip-hop, sekaligus rapper, yang bukan hanya sekedar ngerap. Namun ia juga bergerak maju ke depan.
Terlebih, Ucok menambahkan sejumlah mixtape di sela-sela halaman yang bisa diunduh secara gratis. Pastinya mixtape hip-hop terpilih dan saya yakin berkualitas.
Buku ini berkontribusi besar pada pembacanya untuk pebgetahuan musik, khususnya musik hip-hop. Ucok mengajak pembacanya menembus satu sekat massa ke massa lainnya. Ia bagaikan seorang pemandu wisata, dalam hal ini hip-hop, yang menerangkan seluk beluk hip-hop yang berlum banyak terungkap di Indonesia.
Tulisan ini belum seutuhnya selesai. Saya juga tidak akan spoiler buku ini. Namun saya tetap menyimpannya di sini. Resensi tentang Flip da Skrip akan saya tulis segera. Setelah urusan skripsi saya kelar. hehe
One thought on “Pasca “Setelah Boombox Usai Menyalak””