Pasca “Setelah Boombox Usai Menyalak” #2

Seperti yang sudah saya katakan di tulisan sebelumnya, saya akan meresensi buku kedua Herry Sutresna atau yang lebih dikenal dengan Ucok Homicide, yang berjudul Flip da Skrip. Sama seperti buku pertamanya, Setelah Boombox Usai Menyalak, buku ini bertemakan tentang musik. Namun, topik yang dibahas lebih spesifik. Jika pada buku pertamanya ia menuliskan musik dari beberapa genre, di buku keduanya ini Ucok fokus pada dunia hip-ho. Jadi jangan harap anda menemukan musik punk, seperti Against Me! atau musik protes lainnya yang telah dibahas di buku pertamanya.

Saya sangat menyukai segala hal yang ada buku ini. Dari penerbit, sampul halaman, hingga si penulis kata pengantar. Buku ini diterbitkan oleh penerbit milik Taufiq Rahman, Elevation Book. Penerbit yang telah menerbitkan buku-buku berkualitas. Taufiq sendiri adalah salah satu penulis favorit saya. Maka dari itu, Flip da Skrip merupakan buku yang sempurna. Sudah ditulis oleh Ucok, diterbitkan oleh Elevation pula. Perfect!

Selain itu, saya juga menyukai sampul di buku ini. Sederhana nan keren. Physically, buku ini sangat mewah.

Hal lain yang menarik saya pada buku ini adalah penulis kata pegantar. Kata pengantar ini ditulis oleh Felix Dass, salah satu music nerd yang saya kagumi, meski saya belum kenal. Jangankan kenal, bertemu saja belum. Dari kata pengantar buatannya, saya mendapatkan sebuah frasa yang menjadi favorit saya “… orang yang punya pengaruh seharusnya bisa membimbing pengikutnya untuk mencari tahu lebih dalam tentang suatu topik yang digeluti.”

Pas tahu si penulis kata pengantar adalah Felix Dass, saya tak perlu berpikir dua kali untuk membeli buku ini. Meski kantong saya langssung kering seketika.

Sama seperti kebanyakan buku lainnya, esensi dari buku “Flip da Skrip” ini adalah isinya. Melalui buku ini, Ucok mengajak pembacanya untuk masuk ke, mengutip kata Felix Dass, semesta hip-hop yang kompleks. Bagaimana tidak, Ucok menyuguhkan hip-hop dari era awal kelahirnnya hingga masa sekarang. Dari situ, saya yakin, setiap pembaca buku ini akan mendapatkan banyak harta karun hip-hop yang lama terpendam.

Tulisan-tulisan yang ada pada buku ini adalah kumpulan tulisan Ucok selama tahun 2007 hingga 2017. Dalam kurun satu dekde, Ucok sangat rajin untuk menuliskan album-album terbaik di setiap tahunnya. Selain itu, di setiap bab yang ditandai oleh setiap tahunnya. Dari daftar album terbaik inilah saya mendapatkan musik hip-hop lama yang belum pernah saya dengarkan. Sebelum membca buku ini, saya tidak banyak menyukai tentang musik hip-hop. Bahkan, tidak banyak lagu Homicide yang saya sukai. Namun, setelah membeli buku ini, saya mulai berpetualang di internet untuk mencari album-album yang disajikan Ucok setiap tahunnya. Dari daftar yang dibuatnya pula, saya menyukai grup jazz lama, yang baru saya sukai. Loh, kok jazz? Iya, jazz yang saya maksud bernama Jazz Liberatorz, sebuah grup jazz Perancis, yang musiknya mengambil sample-sample hip-hop. Atau musik Hip-hop yang dibumbui oleh unsur-unsur musik metal, seperti Ill Bill dan Necro.

Ucok menambahkan budaya-budaya hip-hop yang tidak banyak terekspos di Indonesia. Seperti tulisan yang berjudul “Perihal Penjarahan Massal yang Konon Pernah Menjadi Katalis Hip-Hop.” Ucok menjelaskan tentang sebuah tragedi di New York, tragedi yang membuat New York terpuruk pada era 70-an. Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca di sini.

Untuk mendapatkan esensi dari buku ini, pembaca harus memiliki koneksi internet untuk memudahkan pencarian setiap harta karun yang disajikan Ucok dalam buku ini.

Flip da Skrip bukan hanya sebuah buku, it’z da hip-hop guide.

One thought on “Pasca “Setelah Boombox Usai Menyalak” #2

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s